gambar pakaian adat nusa tenggara barat
Kingbibinge dan king baba: 8 baju adat nusa tenggara timur ntt beserta gambar dan. Pakaian adat daerah bima nusa tenggara barat ayu pratiwi. Mengenal makna pakaian adat terbaik di upacara istana merdeka. Bali dan nt , pakaian adat. Ubi dan tuak lambang kemakmuran di ngada ntt wego indonesia. Baju adat nusa tenggara timur 3no7880p5yld.
Pakaianadat Nusa Tenggara Timur suku Sumba ini disebut dengan hinggi, dimana hinggi yang digunakan tersebut terdiri dari dua lembar, yakni ada hinggi kawuru dan juga hinggi kombu. Sedangkan pada bagian kepala akan dilengkapi dengan ikat kepala yang dililitkan atau diikat dengan membentuk jambul.
BACAJUGA: Nama Pakaian Adat Jawa Timur dan Keunikannya. Itulah pembahasan mengenai nama pakaian adat Kalimantan Barat yang dapat anda ketahui. Pakaian adat yang khas di Kalimantan Barat dikenal unik dan beragam. Namun perbedaan pakaian adat tiap sukunya tidak menyurutkan persatuan pada masyarakatnya yang hidup di satu propinsi yang sama.
DaftarIsi1 Busana Adat Suku Rote2. Busana Adat Suku Sabu3. Busana adat Suku Helong4. Busana adat Suku DawanPakaian adat pengantinPakaian adat kartun Pakaian Adat NTT (Nusa Tenggara Timur) - Nusa Tenggara Timur atau NTT adalah sebuah provinsi di Indonesia yang pada jaman dahulu menjadi bagian dari wilayah kepulauan Sunda Kecil. Provinsi tersebut terdiri dari banyak 4 jenis pakaian adat
Dengancara tersebut kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram, jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pemenuhan mata kuliah "Antropologi Budaya" mengadakan observasi Untuk melihat Tentang Kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Barat yang dimana Penulis sendiri memfokuskan untuk mengamati kebudayaan dalam Masalah Pakaian Adat Di masing-masing daerah yang ada di
Will Er Nur Flirten Oder Mehr. Provinsi Nusa Tenggara Barat atau NTB adalah suatu wilayah yang terletak di kepulauan Nusa Tenggara yang terdiri dari gugusan pulau kecil. Di antara deretan pulau ini, ada dua yang berukuran terbesar yaitu pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pulau Lombok mayoritas dihuni oleh suku Sasak sedangkan pulau Sumbawa mayoritas dihuni oleh suku Bima. Bila kita mengulas tentang pakaian adat Nusa Tenggara Barat, maka tak akan luput dari kebudayaan dari ke-2 suku ini, karena keduanya mempunyai keunikan dan ciri khas masing-masing. Berikut ini kami bahas Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat, NTB Lengkap Dan Penjelasannya. Selamat mengikuti. Pakaian Adat NTB Nusa Tenggara Barat Meskipun terdiri dari dua budaya yang dominan, di tingkat Nasional, budaya suku Sasaklah yang sering dikemukakan. Hal tersebut disebabkan karena secara keseluruhan, suku Sasak merupakan suku mayoritas di Provinsi NTB dengan jumlah sebesar 68% dari populasi penduduknya. Pakaian Adat NTB Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian adat suku Sasak yang saat ini masih bisa kita temukan sebagai bukti kebudayaannya adalah pakaian adat yang bernama Lambung dan Pegon. Tentu busana adat ini cukup unik dengan karakteristiknya yang khas. Mari kita simak penjelasannya. Pakaian Adat Lambung Untuk Wanita Pakaian adat lambung yaitu pakaian adat NTB yang dikenakan khusus bagi wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan pada saat upacara adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol. Pakaian Adat Lambung Wanita NTB Pakaian tersebut berbentuk baju dengan warna hitam dengan bentuk kerah huruf “V”, tanpa lengan, dan dihiasi manik-manik pada tepian jahitan. Pakaian ini dipakai bersama dengan selendang yang bercorak Ragi Genep pada bahu kanan atau kiri penggunanya. Selendang ini terbuat dari bahan kain songket khas suku sasak. Untuk busana bawahan, dipakai kain panjang yang dibalutkan pada pinggang. Kain ini bermotif bordir kotak atau segitiga di tepinya. Guna memperkuat balutan kain, dipakai sebuah sabuk anteng atau ikat pinggang berbentuk kain yang ujungnya dijuntaikan ke pinggang kiri. Pemakaian busana adat lambung untuk wanita biasanya dilengkapi dengan aneka ragam aksesoris antara lain sepasang gelang tangan dan gelang kaki berbahan perak, anting-anting berbentuk bulat yang dibuat dari daun lontar sowang, dan bunga cempaka atau mawar yang terselip di sanggulan rambut yang bermodel Punjung Pliset. Pakaian adat Pegon untuk Laki-laki Baju pegon khusus dipakai oleh kaum laki-laki. Baju tersebut dipercaya dari hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara Barat di masa lampau. Baju ini berbentuk jas hitam sebagaimana jas biasa. Sedangkan untuk bawahannya, dipakai Wiron atau Cute yaitu batik bermotif nangka berbahan kain pelung hitam. Pakaian adat sasak lombok NTB Masih ada beberapa aksesoris lain yang dipakai untuk melengkapi keindahan pakaian adat NTB untuk kaum pria Sasak ini selain Pegon dan Wiron. Aksesoris ini berupa ikat kepala bernama capuq berbentuk mirip udeng khas Bali, ikat pinggang bernama leang berbentuk kain songket bersulam benang emas, dan keris terselip di samping atau belakang ikat pinggang. Selain beberapa aksesoris di atas, khusus bagi para pemangku adat juga memakai selendang umbak dengan warna putih, merah, hitam dengan panjang sekitar 4 meter. Pembahasan lengkap silahkan kunjungi Suku Sasak yang Kaya Budaya Pakaian Adat Suku Bima Pakaian adat suku NTB suku Bima dikenal dengan nama Rimpu. Bentuk Rimpu sangat mirip dengan bentuk mukena, yaitu satu bagian menutupi kepala sampai perut dan satu bagian lainnya menutupi perut hingga kaki. Pakaian Adat Suku Bima NTB Dari bentuk Rimpu ini membuktikan bahwa pengaruh kebudayaan Islam di masyarakat suku Bima sangatlah kuat. Adapun, Rimpu sendiri berdasar fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu, Rimpu Cili khusus bagi perempuan yang belum menikah dan Rimpu Colo bagi perempuan yang telah menikah. Rimpu Cili menutupi seluruh tubuh penggunanya kecuali mata, sedangkan Rimpu Colo menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. Bagi kaum laki-laki Bima, mengenakan ikat kepala dari kain tenun dengan nama Sambolo. Sambolo dikenakan dengan ujung-ujung melingkari kepala. Busana atasan pria berbentuk kemeja lengan panjang sedangkan bawahannya berbentuk sarung songket yang bernama Tembe Me’e. Busana bawahan dilengkapi selendang yang berfungsi sebagai ikat pinggang atau Salepe. Selain pakaian adat, Provinsi NTB Nusa Tenggara Barat juga memiliki budaya adat lainnya, selengkapnya silahkan baca 4 Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat Untuk melihat pakaian adat Nusantara silahkan kunjungi 34 Gambar Pakaian Adat Sedangkan letak wilayah provinsi NTB silahkan kunjungi Peta Nusa Tenggara Barat lengkap 8 Kabupaten 2 Kota Demikian pembahasan kami tentang Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat, NTB Lengkap Dan Penjelasannya. Semoga menambah wawasan Anda tentang keragaman budaya nusantara khususnya pakaian adat. Cari informasi lebih banyak Pakaian Adat
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur – Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang terkenal akan keindahan alamnya, dimana provinsi ini berada pada bagian tenggara Indonesia. Bukan hanya keindahan alam saja, melainkan provinsi Nusa Tenggara Timur juga mempunyai kebudayaan yang unik, salah satunya adalah pakaian adat. Penasaran bagaimana pakaian adat Nusa Tenggara Timur? Yuk simak ulasan berikut ini! Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Gambar Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa Nusa Tenggara Timur terkenal akan keindahan alamnya yang sangat mengagumkan. Dimana pada Nusa Tenggara Timur ini juga mempunyai 7 suku yang berbeda, diantaranya adalah suku Rote, suku Dawan, suku Helong, suku Sabu, suku Sumba, suku Lio dan juga Suki Manggarai. Pada setiap suku tersebut tentunya mempunyai suatu kebudayaan yang membedakan antara satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur ini mempunyai bentuk yang berbeda pada setiap dulunya, dimana tentunya juga mempunyai ciri khas tersendiri. Nama Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur mempunyai banyak suku dengan latar belakang budaya masing-masing, sehingga budaya yang adat di NTT ini juga mengalami akulturasi antara budaya yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa Nusa Tenggara Timur ini mempunyai suku yang berbeda-beda. Dimana setiap suku juga mempunyai kebudayaan unik tersendiri, salah satunya adalah pakaian adat. Daripada semakin penasaran tentang pakaian adat Nusa Tenggara Timur, maka sebaiknya langsung saja yuk simak penjelasan masing-masing pakaian adat tersebut dibawah ini! No Macam-Macam Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur 1 Pakaian Adat Suku Rote 2 Pakaian Adat Suku Dawan 3 Pakaian Adat Suku Helong 4 Pakaian Adat Suku Sabu 5 Pakaian Adat Suku Sumba 6 Pakaian Adat Suku Lio 7 Pakaian Adat Suku Manggarai 1. Pakaian Adat Suku Rote Gambar Pakaian Adat Suku Rote Suku Rote merupakan suku yang pernah bermigrasi dari pulau Seram, Maluku dan sekarang sudah menjadi penduduk asli dari pulau Rote. Suku ini juga mendiami beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara Timur ini, seperti pada pulau Timor, pulau Ndao, pulau Pamana, pulau Nuse, pulau Heliana, pulau Manuk, pulau Landu dan masih banyak lagi pulau yang lainnya. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Rote ini ternyata dijadikan sebagai ikon dari pakaian adat daerah untuk wilayah NTT. Hal tersebut dikarenakan memang pakaian yang ada di suku Rote ini mempunyai model yang unik dengan berbagai ciri khas dan juga sejarah serta nilai filosofis yang tinggi pada baju adat tersebut. Keunikan baju ini terletak pada penutup kepalanya atau topi yang disebut dengan ti’i langga. Dimana topi ini mempunyai bentuk yang unik dikarenakan topi tersebut mirip dengan topi yang digunakan oleh masyarakat Meksiko yakni topi sombrero. Topi ti’i langga ini terbuat dari bahan daun lontar yang sudah kering. Dimana daun tersebut juga menjadi simbol kewibawaan dan juga kepercayaan diri bagi kaum laki-laki yang berada di suku Rote. Topi ini juga merupakan salah satu aksesoris utama dalam pakaian adat suku Rote yang disebut dengan pakaian tenun ikat, dimana pakaian tersebut terbuat dari kain tenun. Pakaian ini merupakan kombinasi dari kemeja putih dengan lengan panjang dan juga kombinasi antara sarung tenun ikat yang mempunyai warna gelap, sarung tersebut nantinya digunakan untuk bagian bawah. Kemudian untuk penutup dada, para kaum pria akan menggunakan sebuah selendang kain yang mempunyai motif sama pada bagian bahu. Sedangkan pakaian yang akan digunakan oleh perempuan suku Rote adalah kebaya dengan bawahan dipakaikan sarung tenun yang terbuat dari tangan. 2. Pakaian Adat Suku Dawan Gambar Pakaian Adat Suku Dawan Suku Dawan merupakan suku yang tinggal di beberapa wilayah yang ada di Nusa Tenggara Timur, seperti Belu, Kupang, dan juga Timor. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Dawan ini dinamakan dengan baju Amarasi. Dimana baju Amarasi merupakan baju yang digunakan oleh kaum wanita dan terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah kebaya, sarung tenun yang digunakan sebagai bawahan, selendang yang akan diselempangkan untuk menutupi dada. Bukan hanya itu, para kaum perempuan juga akan menggunakan beberapa macam aksesoris seperti sisir emas, tusuk konde yang berhiaskan tiga join emas dan juga sepasang gelang dengan bentuk kepala ular. Sedangkan pada bagian pria, baju amarisi ini terdiri dari kemeja bodo dan juga sarung tenun yang diikat pada pinggang. Biasanya para kaum pria juga akan menggunakan berbagai macam aksesoris perhiasan seperti kalung muti salak, kalung habas, gelang Timor dan juga menggunakan ikat kepala dengan hiasan tiara. 3. Pakaian Adat Suku Helong Gambar Pakaian Adat Suku Helong Suku Helong merupakan suku dengan mayoritas penduduk asli dari pulau Timor. Dimana kebanyakan suku Helong ini berada di wilayah Kupang, tepatnya di Kupang Tengah dan juga Kupang barat, tapi ada juga suku Helong yang berada di pulau lain, seperti pulau Semau dan juga pulau Flores. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Helong ini dibagi menjadi dua jenis, yakni pakaian adat yang dikhususkan untuk wanita dan juga pakaian adat yang dikhususkan untuk laki-laki. Untuk wanita, pakaian adat ini terdiri dari berbagai komponen diantaranya adalah atasan yang berupa kebaya atau kemben dengan bawahan yang berupa sarung dengan cara penggunaan diikat menggunakan ikat pinggang emas atau pending. Tentunya juga para wanita dari suku Helong ini akan menggunakan aksesoris tambahan, yakni berupa bula molik atau hiasan kepala dengan bentuk seperti bulan sabit. Kemudian ada juga aksesoris berupa kalung yang mempunyai bentuk bulan serta anting-anting atau giwang yang disebut dengan kerabu jangan lupakan hiasan leher yang berbentuk bulan. Sedangkan untuk kaum pria suku Helong akan menggunakan pakaian adat berupa atasan kemeja bodo dengan bawahan akan menggunakan selimut lebar. Jangan lupakan berbagai aksesoris untuk pelengkap seperti ikat kepala yakni destar dan juga perhiasan leher yang dikenal dengan habas. 4. Pakaian Adat Suku Sabu Gambar Pakaian Adat Suku Sabu Suku Sabu merupakan suku yang tinggal di pulau Hai Rau tepatnya berada di daerah kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pakaian adat sabu ini juga dibedakan menjadi dua jenis, yakni digunakan untuk pria dan juga digunakan untuk para wanita. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Sabu yang digunakan untuk kaum pria biasanya terdiri dari atasan berupa kemeja putih dengan lengan panjang. Sedangkan pada bagian bawahnya biasanya akan menggunakan sarung yang terbuat dari bahan kain katun. Bukan hanya itu, terdapat pula aksesoris tambahan berupa selendang yang akan diselempangkan pada bahu, dengan ikat kepala yang berupa mahkota tiga tiang yang dibuat dengan menggunakan emas, kalung muti salak, sabuk berkantong, perhiasan leher atau habas dan juga sepasang gelang emas. Sedangkan pakaian adat yang digunakannya oleh wanita jauh lebih sederhana dibandingkan dengan kaum laki-laki. Dimana para wanita hanya akan menggunakan kebaya dan juga kain tenun dengan dua buah lilitan, kain tenun yang digunakan adalah kain dengan berbentuk sarung dengan ikat pinggang yang disebut dengan pending. 5. Pakaian Adat Suku Sumba Gambar Pakaian Adat Suku Sumba Suku Sumba merupakan suku yang mendiami pulau Sumba. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Sumba ini disebut dengan hinggi, dimana hinggi yang digunakan tersebut terdiri dari dua lembar, yakni ada hinggi kawuru dan juga hinggi kombu. Sedangkan pada bagian kepala akan dilengkapi dengan ikat kepala yang dililitkan atau diikat dengan membentuk jambul. Posisi jambul ini bisa berada pada bagian depan atau samping kiri dan juga kanan, posisi ini tergantung simbol yang ada. Ikat kepala ini dinamakan dengan tiara Patang. Pakaian pria Sumba juga akan dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris, diantaranya adalah kabiala atau senjata tradisional dari suku Sumba yang akan disisipkan pada bagian ikat pinggang. Pemakaian senjata ini melambangkan akan keperkasaan, selanjutnya pada bagian pergelangan tangan kiri akan diberikan perhiasan yang disebut dengan muti salak dan juga kanatar. Pemakaian perhiasan ini juga mempunyai makna, yakni menyimbolkan akan strata sosial dan juga kemampuan ekonomi. Sedangkan pakaian yang akan digunakan oleh kaum wanita berupa kain dengan jenis berbeda-beda, antara lain adalah lau kawar, lau mutikau, lau pahudu, dan juga lau pahudu kiku. Dimana kain tersebut akan digunakan sampai setinggi dada dan juga pada bagian bahunya yang ditutup dengan menggunakan taba huku yang mempunyai warna senada dengan kain yang dipakai. Pada bagian kepalanya akan digunakan tiara dengan warna polos yang akan diikatkan serta dilengkapi dengan penggunaan hai kata atau tiduhai. Pada bagian dahi juga akan diberikan maraga atau perhiasan logam, pada bagian telinga akan diberikan perhiasan yang disebut dengan mamuli dan pada bagian leher akan diberikan kalung emas. Sehingga tampilan dari kaum wanita terlihat semakin menawan. 6. Pakaian Adat Suku Lio Gambar Pakaian Adat Suku Lio Suku Lio merupakan suku tertua yang ada di Flores, atau lebih tepatnya suku yang mendiami kabupaten Ende. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Lio ini bernama ikat patola. Ikat patola merupakan kain tenun yang digunakan secara khusus untuk kepala suku dan juga warga kerajaan. Dimana ikat patola ini mempunyai motif yang beragam, seperti motif dedaunan, motif hewan meliputi biawak hingga motif manusia. Motif-motif tersebut akan ditenun dengan menggunakan benang yang berwarna biru atau merah pada dasaran kain yang berwarna gelap. Biasanya kain juga akan diberikan berbagai hiasan berupa manik-manik atau kulit kerang pada tepi kainnya. Tetapi yang perlu diingat disini adalah, hiasan manik-manik tersebut hanya diperuntukkan untuk para wanita bangsawan. Ikat patola ini juga terbilang cukup sakral karena kain ini juga digunakan sebagai penutup jenazah dari para kepala suku, bangsawan dan juga raja. 7. Pakaian Adat Suku Manggarai Gambar Pakaian Adat Suku Manggarai Manggarai merupakan suku yang juga mendiami wilayah Nusa Tenggara Timur, dimana suku ini juga mempunyai pakaian adat dengan nilai-nilai filosofis yang tinggi. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur suku Manggarai ini dinamakan kain Songke. Kain songke merupakan kain yang dijadikan sebagai pakaian adat wajib untuk para wanita suku Manggarai. Adapun cara pemakaian dari kain ini juga terbilang cukup mirip dengan pemakaian sarung, hanya saja dalam memakai pakaian ini tidak boleh digunakan secara sembarangan, karena ada beberapa bagian tertentu yang harus menghadap pada bagian depan. Kain songke ini didominasi dengan warna hitam, dimana warna tersebut melambangkan keagungan dan juga kebesaran dari suku Manggarai. Bukan hanya itu, setiap motif yang ada di pada kain ini juga berbeda-beda, dimana masing-masing motif juga membuat makna yang berbeda-beda pula Misalnya pada kain songke dengan motif wela kaleng yang melambangkan akan ketergantungan manusia dengan alam, ada juga motif ranggong yang melambangkan kejujuran serta kerja keras dan juga ada motif su’i yang melambangkan bahwa segala sesuatu tersebut ada batasannya. Penutup Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Demikianlah penjelasan mengenai pakaian adat Nusa Tenggara Timur. Semoga artikel ini bisa berguna bagi para pembaca sekalian serta bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Berhubungan dengan pakaian adat dari provinsi Nusa Tenggara Timur, semoga juga artikel ini bisa dipahami dengan baik oleh para pembaca sekalian! Pakaian Adat Nusa Tenggara Timursumber referensi
Nusa Tenggara Barat atau seringkali disingkat menjadi NTB terdiri dari beberapa suku yang mendiami wilayah tersebut. Suku-suku tersebut adalah suku Sasak, suku Bima, dan suku Sumbawa, ditambah dengan adanya suku pendatang seperti suku Bali dan suku suku yang mendominasi wilayah tersebut mempunyai kebudayaan khas yang membuat NTB semakin kaya. Bentuk kebudayaan yang terbilang unik dan patut untuk kamu ketahui dari NTB adalah pakaian adat yang mana juga dipengaruhi oleh tiga suku besar yang mendiami wilayah NTB. Keseluruhan penjelasan mengenai pakaian adat NTB ini dapat kamu simak selengkapnya Isi1 Pakaian Adat Suku Pakaian Adat Pakaian Adat Pegon2 Pakaian Adat Suku Bima3 Pakaian Adat Suku SumbawaPakaian Adat Suku SasakJika dilontarkan pertanyaan, suku manakah yang paling mendominasi wilayah NTB? Maka, suku Sasak menjadi jawabannya. Mayoritas dari suku Sasak ini mendiami wilayah Pulau Lombok. Masyarakat suku Sasak terkenal dengan kecerdikannya membuat kain tenun yang begitu tenun yang dibuat oleh suku Sasak ini dijadikan sebagai bagian dari pakaian adat mereka. Nah, mengenai pakaian adat dari suku Sasak, terdapat dua nama pakaian adat NTB yang terkenal yaitu pakaian adat lambung dan pakaian adat pegon. Ikuti penjelasan selanjutnya untuk mengenal tentang keunikan kedua pakaian adat suku Sasak juga 10 Suku Nusa Tenggara Serta PenjelasannyaPakaian Adat LambungSumber adat lambung merupakan nama pakaian adat NTB suku Sasak yang dipakai oleh wanita. Pakaian adat ini berupa baju hitam yang tidak mempunyai lengan dan kerahnya berbentuk “V” seperti ada pada gambar pakaian adat NTB suku Sasak yang tertera. Bahan yang dipakai untuk membuat pakaian adat lambung adalah pelung. Sebagai bawahan, para wanita menggunakan kain panjang yang panjangnya selutut hingga mata panjang tersebut dihiasi dengan bordiran di bagian tepinya bermotifkan segitiga maupun kotak-kotak. Untuk memperindah tampilan pakaian adat lambung, beberapa aksesoris dikenakan oleh para wanita diantaranya selendang bermotifkan ragi genep yang menjadi kain songket khas dari Sasak, ikat pinggang yang dinamai sabuk anteng, gelang tangan, gelang kaki perak, dan sowang atau anting-anting dari bagian rambut, diikat dengan rapi dan diberikan hiasan bunga cempaka dan mawar. Tetapi, ada pula wanita yang menghias rambutnya dengan disanggul menggunakan model punjung pliset. Pada awal mulanya, pemakaian pakaian adat lambung dikenakan tanpa alas kaki dan pakaian dalam. Namun, saat ini sudah dimodifikasi menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan menambahkan baju dalam serta alas kegunaannya, pakaian adat lambung lebih sering dipakai oleh wanita Sasak saat menyambut tamu atau dalam upacara mendakin atau nyongkol. Dalam upacara adat ini, para wanita biasanya akan bertindak selaku pembawa Adat PegonSumber adalah pakaian adat NTB dari suku Sasak yang diperuntukkan bagi pria. Nama pakaian adat NTB suku Sasak ini adalah pegon. Pegon ini merujuk pada baju yang bentuknya berupa jas berwarna gelap. Konon, pakaian adat pegon ini masih ada pengaruh dari adat tradisi bagian bawahan, pria Sasak memakai wiron atau cute. Wiron ini merupakan batik Jawa yang bermotifkan tulang nangka. Cara pemakaiannya juga sama dengan pemakaian di Jawa dan Sunda yaitu menjuntai sampai mata bagian kepalanya, pria Sasak memakai ikat kepala yang dinamai capuq atau sapuk yang bentuknya mirip dengan udeng dari Bali. Penggunaan capuq lebih dikhususkan untuk kegiatan sehari-hari, sedangkan untuk upacara adat, yang dikenakan adalah ikat kepala perade berbahan songket untuk ikat pinggang dinamai dengan leang atau dodot yang bermotifkan benang mas. Ikat pinggang ini dipakai untuk upacara adat, sementara itu untuk aktivitas sehari-hari, ikat pinggang yang dipakai berupa kain songket yang bermotifkan ragi dari ikat pinggang ini sebenarnya untuk menaruh keris. Keris yang berukuran besar akan diselipkan pada bagian belakang dan keris yang berukuran kecil akan diselipkan di bagian depan. Khusus untuk aksesoris keris ini, bisa digantikan dengan aksesoris lainnya misalnya pemaja atau pisau juga 10 Alat Musik Nusa Tenggara BaratPakaian Adat Suku BimaSumber dengan nama suku satu ini, suku Bima mendiami wilayah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Suku Bima juga punya nama lain yang dikenal dengan dou mbojo. Pakaian adat yang dimiliki oleh suku Bima ternyata terbilang sangat unik dan punya julukan pakaian adat NTB suku Bima ini dikenal dengan rimpu. Saat kamu perhatikan gambar pakaian adat NTB di atas, terlihat jika rimpu ini punya bentuk serupa mukena. Hal ini menandakan adanya pengaruh agama Islam dalam pakaian rimpu. Oleh karena kemiripan rimpu dengan mukena, banyak yang mengatakan kalau rimpu adalah baju muslimah dari rimpu juga dibilang khas karena menggunakan sarung nggoli, sarung khas dari Kabupaten Dompu. Jenis dari rimpu sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu rimpu mpida atau cili dan rimpu colo. Kedua jenis tersebut mempunyai perbedaan pada mpida atau cili dikenakan serupa memakai cadar serta diperuntukkan bagi gadis yang belum menikah. Dalam menggunakan rimpu mpida ini ada beberapa cara yang bisa diikuti dan tak perlu menggunakan alat bantu seperti peniti. Sementara itu, pada rimpu colo, pemakaiannya seperti pemakaian jilbab pada umumnya tanpa cadar. Lalu, untuk rimpu colo diperuntukkan bagi wanita yang telah hanya kaun wanita saja yang bisa mengenakan pakaian adat, para kaum pria juga memakai pakaian adat yang terdiri dari kemeja lengan panjang sebagai atasan, sarung songket yang disebut dengan tembe me’e sebagai bawahan, ikat pinggang yang disebut dengan salepe, dan ikat kepala yang dinamai Adat Suku SumbawaSumber Sumbawa seringkali juga disebut dengan Samawa berlokasikan di wilayah barat serta tengah dari pulau Sumbawa. Orang Sumbawa sendiri sering menyebut diri mereka sebagai Tau Samawa. Tidak kalah dari suku lainnya di NTB, suku Sumbawa juga punya pakaian adatnya sendiri yang terbagi menjadi pakaian adat wanita dan pakaian adat wanita, nama pakaian adat NTB suku Sumbawa ini dijuluki dengan baju lamung. Bentuknya berupa baju lengan pendek yang dihiasi dengan sulaman benang emas berbentuk bunga. Sebagai bawahan, para wanita memakai rok panjang yang disebut dengan tope belo dan rok pendek yang disebut tope jenis rok tersebut dipakai secara bertumpuk yang mana bagian dalamnya berupa rok panjang dan bagian luar berupa rok pendek. Rok tersebut pun berhiasakan sulaman bentuk bunga. Sehingga, nampak sangat feminin seperti terlihat pada gambar pakaian adat NTB suku Sumbawa di atas. Para wanita juga mengenakan aksesoris yang meliputi gelang atau ponto, kembang goyang sebagai hiasan kepala, sapu tangan atau kida sanging, anting-anting, dan untuk para pria mengenakan atasan yang dijuluki dengan gadu berbentuk baju lengan panjang berwarna hitam. Baju gadu yang dikenakan oleh para pria ini diberikan hiasan motif bunga sulaman dari benang emas. Sebagai tambahan, dikenakanlah kain simbangan yang diselempangkan secara menyilang. Kain simbangan tersebut juga diberi hiasan moif bunga dan umumnya berwarna bagian bawahan, para pria memakai celana panjang yang diberi hiasan di bagian tepinya. Celana tersebut biasanya dilengkapi dengan pemakaian rok pendek yang dibuat dari kain bersulamkan emas pula. Untuk bagian penutup kepalanya, dikenakan penutup kepala bernama juga Pakaian Adat Bali Serta PenjelasannyaItulah sekilas penjelasan tentang pakaian adat NTB dari mulai pakaian adat suku Sasak hingga suku Sumbawa. Masing-masing dari pakaian adat tersebut mempunyai ciri khasnya sendiri-sendiri, dan untungnya sampai saat ini masih aktif dipakai, entah untuk upacara adat atau acara resmi. Hal ini tentu menjadi kebanggaan, dikarenakan pakaian adat ini masih senantiasa dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya - Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua pulau besar, yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa dihuni oleh beberapa suku bangsa. Suku bangsa mayoritas yang mendiami daerah tersebut adalah suku bangsa Sasak di pulau Lombok, suku bangsa Sumbawa Semawa, dan Bima di pulau Sumbawa. Berikut ini ulasan pakaian adat dari beberapa suku yang mewakili pakaian adat daerah Nusa Tenggara Barat. Pakaian Adat Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat Sebagian besar pakaian adat suku Sasak berasal dari kain tenun. Hal ini dikarenakan masyarakat Sasak sudah mengenal teknik menenun sejak abad ke-14 an. Corak hias pada kain tenun bermacam-macam. Corak hiasnya pada umumnya merupakan eksplorasi dari kehidupan alam sekitar dan mitologi, seperti pohon mawar, burung, ular naga, dan tokoh pewayangan. Corak hias pada kain untuk perempuan berbeda dengan ragam hias pada kain untuk laki-laki. Pakaian adat bagian atas untuk kaum perempuan berupa lamung baju berwarna hitam. Modelnya sederhana, yaitu selembar kain dilipat sehingga berbentuk segi empat kemudian diberi "lubang leher" berbentuk segitiga. Pertemuan kedua sisinya dijahit sehingga hasil akhirnya menjadi semacam kebaya longgar berlengan pendek. Panjang kebaya sebatas pinggang. Untuk bagian bawah, perempuan Sasak memakai kemben sarung yang juga berwarna hitam dan pada bagian tertentu diberi hiasan motif tanaman. Untuk memperkuat kemben digunakan sabuk anteng ikat pinggang. Kemudian dipakai aksesoris sebagai pelengkap penampilan berupa sengkong anting-anting, teken ima gelang tangan, dan teken nae gelang kaki. Pakaian adat laki-laki berupa klambi baju model kemeja berlengan pendek atau panjang yang dililitkan seputar pinggang, memanjang hingga sebatas betis. Pada bagian muka ujung kain dibuat berlipat-lipat menjuntai hingga hampir menyentuh tanah. Untuk penahan kereng kain panjang digunakan lilitan kain, yang berfungsi seperti ikat pinggang, yang disebut bebet. Dibagian kepala dikenakan ikat kepala, yang disebut sapu, yang biasanya berwarna hitam, dan kadang-kadang menggunakan kain batik. Sumber Selayang Pandang Nusa Tenggara Barat Erna Dwi P, S. Pd Untuk pakaian pengantin, digunakan pakaian yang lebih banyak hiasannya. Pengantin wanita memakai tangkong baju semacam kebaya yang biasanya berwarna hitam polos, tetapi kadang diberi hiasan pinggiran bajunya. Untuk bagian bawah dikenakan kereng kain panjang, yang umumnya dibuat dari kain songket. Sebagai pelengkap penampilan digunakan kancing baju buak tongkong emas, kalung emas, ikat pinggang gendit/ pending emas, gelang tangan teken, cincin ali-ali, dan gelang kaki teken nae. Pengantin pria mengenakan klambi yang bahannya sama dengan pengantin wanita. Bagian atas berupa jas tertutup dengan potongan agak meruncing pada bagian bawah belakangnya untuk mempermudah menyelipkan keris. Bagian bawah menggunakan kereng kain panjang, yang terbuat dari kain songket yang bermotif khas lombok. Kemudian ditambah dodot kampuh, kain yang biasanya bercorak sama dengan yang dipakai pengantin wanita. Bagian kepala memakai sapu ikat kepala atau destar yang juga terbuat dari kain songket dan sering diberi hiasan keemasan yang sering diselipkan pada ikat sapu bagian depan. Dibagian punggung diselipkan keris panjang. Pakaian Adat Suku Sumawa Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Masyarakat asli pulau Sumbawa terkenal dengan kain songketnya. Pada umumnya kain singket tersebut menggunakan benang emas, benang perak, juga benang katun. Kain selungka misalnya, merupakan songket yang menggunakan benang emas dan perak. Selain kain selungka, ada juga mbalipida, yaitu kain tenun yang bermotif kotak-kotak. Ciri khasnya bentuk stilasi motif fllora untuk kain perempuan dan motif fauna atau manusia untuk kain laki-laki. Pakaian adat wanita Sumbawa berupa lamung pene untuk bagian atas dan tembe lompa untuk bagian bawah. Lamung pene merupakan baju sejenis kebaya berlengan pendek dari kain halus, sedangkan tembelompa merupakan kain sarung bermotif kotak-kotak yang biasanya berupa kain songket yang dipakai sebatas mata kaki, yang disebut krealang. Sebagai pelengkap pakaian digunakan ikat pinggang pending perak, sapu to'a sejenis sapu tangan yang disampirkan pada bahu kiri, kalung, bengkor troweh hiasan telinga dan gelang tangan. Para gadis yang belum menikah biasanya memakai kerudung. Sementara itu, kaum laki-laki Sumbawa mengenakan lamung, semacam jas tutup berlengan panjang dan saluar belo celana panjang polos tanpa hiasan. Kemudian dihiasi dengan pabasa alang, semacam selendang songket, berukuran agak lebar dibanding selendang biasa yang berfungsi sebagai dodot. Di bagian kepala memakai ikat kepala sapu yang terbuat dari tenunan benang katun bermotif kotak-kotak. Bihul ikata sapu pada kening ada di bagian belakang kepala dan sudut sapu dipasang tegak di bagian depan kepala hingga depan kepala sehingga tampak tegak meruncing. Sumber Mbojonet Pakaian pengantin suku Sumbawa agak berbeda dengan pakaian adatnya. Untuk pakaian atas, pengantin wanita golongan bangsawan memakai lamung naju lengan pendek bermodel baju bodo Sulawesi. Baju tersebut terbuat dari kain halus dan berhias sulaman emas yang berbentuk cepa bunga hampir di seluruh bidang baju. Kemudian di bahu sebelah kiri disampirkan kida sanging, semacam sapu tangan yang dihiasi motif dedaunan dari benang perak atau emas. Untuk pakaian bawahnya, dikenakan tope belo rok panjang dan tope pene rok pendek yang juga dihiasi cepa yang dipakai secara bertumpu. Di bagian kepala dipakai sua, yaitu hiasan kepala yang dilengkapi kembang goyang. Sanggul rambutnya disebut puyung lakang. Perhiasan yang dipakai berupa gelang kanan ponto atau kelaru, kalung, anting-anting, dan hiasan kuku ibu jari dari emas yang dibentuk seperti kuku panjang yang disebut sisin kuku, sebagai alas kaki digunakan selop. Pengantin pria mengenakan gadu, yaitu baju berlengan panjang warna hitam dan berhiaskan cepa emas. Selempang kain yang terbuat dari kain merah diberi hiasan motif bunga disilangkan di atas baju. Kain ini disebut simbangan. Untuk pakaian bawah, dikenakan saluar celana panjang berwarna hitam yang dihias pada pinggir kaki celananya. Kemudian celana dipadu dengan tope, semacam rok dari kain halus berwarna merah yang dihiasi dengan cepa emas yang agak besar. Untuk menahan tope digunakan ikat pinggang pending emas. Bagian kepala ditutup dengan mahkota yang terbuat dari kain yang dilipat-lipat dan dibentuk seperti kipas serta dihiasi cepa emas. Mahkota tersebut dinamakan pasigar. Kemudian sebilah keris diselipkan pada ikat pinggang bagian depan badan. Pakaian Adat Suku Bima, Nusa Tenggara Barat Pakaian adat suku Bima berupa baju poro, yaitu baju yang terbuat dari kain tipis, tidak tembus pandang. Baju ini biasanya berwarna hitam, biru tua, cokelat tua, dan ungu. Pakaian bawahnya berupa sarung pelekat, tembe kafa, corak mbali pida hingga menutup mata kaki. Sebagai aksesorisnya antara lain gelang tangan dan anting-anting. Kaum pria mengenakan kemeja lengan pendek atau model jas tutup berlengan panjang. Kemeja tersebut biasanya berwarna hitam, putih atau warna-warna cerah yang lain. Kemeja tersebut dipadu dengan sarung pelekat, tembem kafa, mbali pida. Di pinggangnya dililitkan salampe berwarna dasar putih, kuning, merah, atau hijau. Khusus pria dewasa biasanya menyelipkan pisau mone pisau khas bima pada salampe di bagian depan badan. Sumber Mbojonet Pakaian pengantin suku Bima hampir sama dengan pakaian adatnya. Mempelai wanita memakai bjau poro rante yang terbuat dari kain halus warna merah dan dihiasi dengan cepa benang emas diseluruh permukaan baju. Kemudian baju tersebut dipadu dengan sarung songket tembe songke dan ikat pinggang slepe yang berwarna keemasan. Pasapu sapu tangan dari kain sutra bersulam benang perak dipegang di tangan kanan. Rambutnya disanggul dan dihiasi dengan keraba. Keraba yang terbuat dari gabah bulir padi yang belum dikupas kulitnya yang digoreng tanpa minyak hingga mekar dan tampak warna putih berasnya secara dominan. Keraba tersebut ditempel pada rambut dengan perekat malam atau lilin hingga warna putihnya mencolok di atas rambut. Tatanan rambut yang dihiasi keraba tersebut disebut wange. Aksesoris lain seperti bangka dondo anting-anting panjang dan ponto gelang tangan juga berwarna keemasan. Sementara itu, mempelai laki-laki mengenakan pasagi, yaitu baju dan celana yang terbuat dari kain yang sama. Kain tersebut dihiasi dengan cepa dan sulaman benang emas. Siki kain songket atau tembe songke dikenakan sebatas lutut, seperti memakai sarung. Untuk menakar siki digunakan baba, yaitu kain yang berukuran lebih lebar dari ikat pinggang biasa. Baba berfungsi untuk menyelipkan keris. Di atas baba diselipkan selepe mone, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari logam keemasan. Sebuah keris, yang pada hulunya diikatkan pada baba. Pakaian pengantin pria ini juga dilengkapi dengan karoro, yaitu semacam jubah hitam yang berhais cepa berwarna keemasan dan mahkota yang disebut siga. Baca juga Demikian pembahasan tentang "Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya" yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Nusa Tenggara Barat Erna Dwi P, S. Pd". Baca juga artikel kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs
Ilustrasi pakaian adat NTB dari berbagai suku yang wajib diketahui Sumber Selasar JAKARTA – Cara berpakaian dalam satu kelompok masyarakat menyimbolkan kearifan. Pasalnya, penyatuan helai-helai benang tidak serta merta disusun begitu Nusa Tenggara Barat, kawasan yang meliputi dua pulau yaitu Lombok dan Sumbawa dengan berbagai suku masyarakat, menyimpan filosofi dalam tata cara pakaian berdasarkan aturan adat. Pakaian adat dari berbagai suku di NTB, berikut ini yang wajib Anda Pakaian Adat RimpuRimpu merupakan pakaian adat suku Dompu. Pakaian ini khusus dikenakan oleh perempuan dan dibedakan fungsi serta statusnya dalam kehidupan sosial. Bagi perempuan yang telah menikah, ia mengenakan Rimpu Colo. Sedangkan yang belum menikah disebut Rimpu merupakan jilbab khas Dompu yang terdiri dari dua lembar kain sarung. Pakaian adat ini, secara filosofis dipahami sebagai kain untuk menjaga diri, dihormati orang lain, dan menutup aurat. Ilustrasi pakaian adat NTB, Rimpu Colo dan Rimpu Mbida Instagram/lasembo 2. Pakaian Adat Ketente TembePakaian adat yang dikenakan pria suku Dompu disebut dengan Ketente Tembe. Pakaian ini biasa dipakai untuk ke ladang. Bentuknya celana pendek terbuat dari kain. Selain Ketente Tembe, dalam keseharian pria suku Dompu memakai baju Pakaian Adat LambungKebaya yang terbuat dari tenun disebut dengan Lambung. Pakaian adat di NTB yang wajib diketahui ialah jenis kebaya sepanjang pinggang dengan lengan pendek longgar. Yang bikin pakaian ini khas, warna dasarnya hitam dengan kerah berpotongan V’.Untuk bawahan pakaian adat Lambung mengenakan sarung. Mayoritas motifnya bergambar flora. Sabuk Anteng dipakai untuk mengikat sarung. Nah, aksesoris berupa anting bentuknya bulat. Dibuat dari daun lontar dengan sepuhan perak. Pakaian adat Lambung dari suku Sasak lengkap dengan gelang tangan dan kaki. Ilustrasi pakaian adat Lambung, NTB Instagram/ 4. Pakaian Adat PegonPakaian adat Pegon dikenakan kaum pria suku Sasak. Secara potongan bagian atasan, pakaian ini mendapat pengaruh dari budaya Jawa dan gaya busana Eropa. Bagian bawah, dililit kain songket atau dikenal dengan Leang atau Dodot lengkap diselipkan keris. Bagian bawahan juga ditutup dengan kain Wiron. Panjangnya sampai mata yang dililit memiliki motif campuran. Filosofi pakaian adat NTB dari suku Sasak ini, khususnya bagian Wiron menyimbolkan kerendah-hatian. Penutup kepala atau disebut Sapuq memaknai penghormatan kepada Tuhan Sang Pencipta dan menjaga kebersihan Pakaian Adat PoroPakaian adat selanjutnya warnanya cenderung gelap dan tak bermotif. Berwarna hitam, biru tua, cokelat tua, dan ungu yang dikenakan untuk para ibu. Nah, untuk warna-warna cerah, khususnya merah dipakai untuk para gadis. Sedangkan warna kuning dan hijau dikenakan oleh perempuan dari Poro, memakai sarung Palekat dengan motif garis atau kotan-kotak. Dipakai sepanjang mata kaki serta dilengkapi dengan aksesoris berupa gelang dan anting. Ilustrasi pakaian adat NTB, Poro Rate dan Pasangi Instagram/lasembo 6. Pakaian adat Poro Rate dan PasangiDi Bima, pengantin perempuan memakai pakaian adat disebut Poro Rante. Warnanya merah cerah dengan hiasan bentuk bunga bersepuh emas. Biasanya dipadukan dengan bawahan dari kain songket atau Tembe Songke dengan motif bunga kakando, samobo, atau satako. Mengutip Selasar, songket ini diikat dengan sabuk keemasan bernama Salepe. Nah, pengantin umumnya juga membawa pasapu atau sapu tangan berbahan sutra berhias sulaman benang perak. Ditambah lagi hiasan kepala yang disebut dengan kembang goyang atau Jungge ialah sebutan pakaian adat yang dikenakan pengantin pria suku Bima. Pakaian ini terdiri dari baju atasan lengan panjang warna merah, cokelat, atau hitam. Sementara bagi pengantin bangsawan, mengenakan warna hijau atau kuning. Pakaian ini terlihat elegan, sebab bersulam benang emas atau bawahan memakai celana panjang, Sorowa Dondo yang juga berhias sulaman benang emas atau perak. Kain songket dipakai untuk sarung dipakai sepanjang lutut. Biasanya dipakai bermotif pasangan dengan pengantin perempuan. Aksesoris yang dikenakan pengantin pria, antara lain ikat pinggang, sebilah keris, dan sapu tangan berwarna kuning atau disebut dengan Pasapu Monca. BACA JUGA 7. Pakaian Adat DonggoDonggo merupakan nama salah satu suku di Kabupaten Bima. Pakaian tradisional yang dikenakan masyarakat suku ini mayoritas berwarna hitam. Pakaian ini identik dikenakan saat upacara ritual kematian. Ikat pinggang Salongo dari tenun benang remaja laki-laki, benang kapas dipakai yang berwarna hitam dengan corak garis putih. Uniknya, model potongan leher busananya berbentuk bundar atau disebut baju Mbolo Wo’o. Salongo berwarna merah atau kuning untuk sabuk sekaligus menyematkan perempuan yang sudah dewasa mengenakan pakaian Kababu, berupa baju hitam berlengan pendek. Umumnya terbuat dari benang katun. Untuk bawahannya mengenakan celana sepanjang bawah lutut yang disebut dengan Deko. Para remaja mengenakan Kani Dou ketujuh pakaian adat NTB dari berbagai suku yang wajib Anda ketahui. Mengingat Nusantara memiliki berbagai motif, corak, filosofi pakaian adat, hingga jenis tenun, maka mengenal setiap karakter dari satu kawasan penting. Tujuannya untuk melestarikan kekayaan dan mengenali potensi setiap kelompok budaya.
gambar pakaian adat nusa tenggara barat