gaji tambang nikel kendari
PertambanganNikel Indonesia bersama BPU Pertambun beserta PT/Pertambangan nikel dan proyek dijajarannya disatukan menjadi Pertambangan Nikel. Aneka Tambang Pomalaa selaku unit produksi dengan nama Unit Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada tanggal 30 Desember 1974 status pertambangan nikel berubah menjadi PT. Aneka Tambang (Persero).
Truklistrik pertama yang beroperasi di PT Vale tersebut diketahui dibeli PT Vale dari China dengan Jenis CXMG tipe XDR-80-TE. Bahan bakarnya 100 persen adalah listrik. Mobil yang akan beroperasi di kawasan tambang tersebut berkapasitas 70 ton, dengan daya listrik tahan hingga 12 jam. Kendaraan ini cuma butuh waktu 90 menit untuk pengecasan.
Sejak zaman Orde Baru, dari sisi ekonomi pemerintah memperlakukan sektor pertambangan sebagai salah satu sektor penyumbang pendapatan terbesar negara.
PTANTAM merupakan perusahaan pertambangan memiliki wilayah operasi di seluruh Indonesia. PT ANTAM dalam kegiatan bisnisnya telah mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.
Penentuankawasan pertambangan berbasis komoditi unggulansumberdaya nikel ini menggunakan pendekatan Satuan Genetika Wilayah (SGW) dan memanfaatkan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).Valuasi matrik holistik SGW menghasilkan 204 nilai SGW di Kabupaten Konawe dan 248 nilai SGW di Kabupaten Konawe Utara.
Will Er Nur Flirten Oder Mehr. KENDARI - Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan perusahaan tambang nikel terbanyak di Sultra. Diketahui, dari 189 perusahaan pertambangan di Sultra terdapat 138 perusahaan tambang nikel, 33 perusahaan tambang aspal, 11 perusahaan tambang emas. Kemudian 4 perusahaan tambang kromit, 1 perusahaan tambang pasir besi, 1 perusahaan tambang mangan, dan 1 perusahaan tambang tembaga. Daerah yang memiliki jumlah perusahaan tambang nikel terbanyak yaitu Kabupaten Konawe Utara sebanyak 50 perusahaan. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah potensi besar bagi Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara Sultra. Baca juga Perusahaan Tambang Nikel Paling Mendominasi di Sulawesi Tenggara, Terbanyak di Konawe Utara Selengkapnya, berikut daftar perusahaan tambang nikel di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik BPS Sultra. 1. PT Adhi Kartiko Pratama 2. PT Adhikara Cipta Mulia 3. PT Alam Raya Indah 4. PT Apollo Nickel Indonesia 5. PT Bhumi Karya Utama 6. PT Bhumi Swadaya Mineral 7. PT Binanga Hartama Raya 8. PT Bososi Pratama
Kendari - Aktivitas pertambangan nikel di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan berada di lokasi rencana pengembangan kawasan industri dan pembangunan smelter Proyek Strategis Nasional PTS. Baru beraktivitas sejak awal 2021, perusahaan tambang udah menuai sorotan hingga demonstrasi dari sejumlah pemerhati lingkungan di Konawe Utara. Pantauan di lokasi, ada sejumlah truk berukuran besar hilir mudik mengangkut tanah mengandung nikel. Alat berat sejenis ekskavator juga sudah beroperasi. Tidak hanya itu, ada aktitivitas pengangkutan tanah mengandung nikel dari lokasi perbukitan menuju pelabuhan khusus. Di dalam geomap ESDM, ada sejumlah IUP di wilayah ini. Nekat Menyusup ke Konawe Utara Saat Pandemi Covid-19, Bakalan Naik Ambulans Aksi Nelayan Konawe Utara Bikin Pingsan Buaya Ganas di Sungai Tapuwatu Nasib 7 Mahasiswa Konawe Utara di China yang Tak Ikut Pulang Kampung Selain itu, dalam draft rencana pengembangan industri kawasan pertambangan nasional Konawe Utara, terdapat enam Izin Usaha Pertambangan IUP di sekitar lokasi. Lokasi IUP keenam perusahaan ini, rencananya akan dipakai membangun smelter. Plt Kadis Kehutanan Provinsi Sultra, Ir Sahid menyatakan, pihaknya sudah mengetahui soal izin penggunaan hutan. Namun, dia mengatakan belum mengecek secara langsung ke lokasi. Sahid mengatakan, mereka memiliki izin penggunaan kawasan hutan. Izinnya, baru keluar sekitar 1-2 bulan sebelumnya. "Ada IPPKHitu, tapi sejauh ini saya belum tahu mereka punya IUP atau tidak untuk operasi pertambangan," ujar Sahid, dikonfirmasi Jumat 18/6/2021. Kabupaten Konawe Utara, diketahui merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan IUP paling banyak. Kondisi ini, membawa keuntungan ekonomi bagi sejumlah perusahaan dan warga. Namun, dampaknya, terjadi eksploitasi hutan besar-besaran di wilayah ini yang berpotensi mengakibatkan bencana juga video pilihan berikut iniPengembangan energi terbarukan menjadi salah satu isu utama dalam KTT Iklim yang digagas Presiden Joe Biden. Di AS sendiri, banyak wilayah selama ini tergantung dari penambangan minyak, gas atau batubara. Tapi tak sedikit pula yang mulai mengurangi k...Kritik Pemerhati LingkunganLokasi hutan dan aktifitas pertambangan nikel di Konawe Utara. Akbar FuaSalah seorang pemerhati lingkungan, Andi Syamsuddin Iskandar menyoroti penambangan di Konawe Utara. Dia menegaskan, wajar masyarakat mempertanyakan aktivitas perusahaan apakah izin resmi atau tidak. "Kalau mereka memiliki izin resmi seperti di Undang-undang nomor 3 tahun 2020, perubahan terhadap undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, maka mestinya ada keterbukaan biar jelas," jelas Andi Syamsuddin Iskandar. Menurutnya, ketika sudah berhubungan dengan hajat hidup orang banyak, setidaknya perusahaan terbuka memublikasikan dokumen-dokumen soal aktifitas di Konawe Utara dan wilayah dimaksud, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah, bisa melihat jelas apakah ada izinnya atau tidak. "Ini menjadi keharusan setiap perusahaan dalam mempublikasikan informasi dan data, agar menghindari fitnah dan justifikasi terhadap perusahaan," ujar advokat bidang pertambangan ini. Dia menegaskan, perusahaan mesti mengedepankan administrasi bersih sebelum masuk mengolah hutan dan lingkungan. Katanya, mesti ada Analisis Dampak Lingkungan amdal yang jelas. Karena Amdal menentukan perusahaan bisa mendapatkan izin lingkungan atau tidak. "Izin lingkungan ini untuk mendapatkan IUP produksi hingga aktifitas penjualan," jelas Andi Syamsuddin. Dia memaparkan, IUP produksi, sudah meliputi IUP penjualan. Sesuai undang-undang nomor 3 tahun 2020, perubahan terhadap undang-undang nomor 4 tahun 2009 yang mengatur soal minerba, sudah menyatakan bahwa, IUP produksi sudah meliputi soal izin penjualan. "Sehingga, ketika orang meributkan penambangan ilegal, perusahaan harusnya memublikasikan soal perizinan sehingga tidak dianggap ilegal," ujarnya. Dia menyarankan, pemerintah daerah mesti tanggap cepat. Sehingga, tindakan-tindakan cepat tanggap, bukan saat dampak kerusakan lingkungan sudah terjadi dan dirasakan Bagi NelayanAktifitas nelayan di sekitar perairan Desa Waturambaha, Konawe Utara. Akbar FuaAktivitas nelayan di lokasi perairan Desa Waturambaha Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, sekilas tampak biasa. Beberapa terlihat hilir mudik, menjaga di karamba dan memancing di teluk. Ternyata, mereka memiliki banyak cerita di sekitar perairan yang dikelilingi perusahaan pertambangan itu. Di sana, ada sejumlah perusahaan pertambangan nikel yang suda beroperasi. "Kita ndak tahu mau mengadu kemana ini, tapi lumpur sekarang banyak di teluk," ujar Mustafa 40, nelayan setempat. Dia merupakan nelayan lokal yang bekerja di rumpon atau tambak terapung. Sudah bekerja selama 3 tahun sejak 2019 di perairan Desa Waturambaha dan sekitar Pulau Labengki, dia diberi kepercayan menjaga rumpon ikan di teluk. "Kalau musim hujan, airnya di sini coklat, keruh. Ikan ada, tapi sedikit," ujar Mustafa, Jumat 11/6/2021. Kondisi air keruh, menurut Mustafa, menyebabkan ikan yang masuk di dalam jaring rumpon miliknya berkurang hingga 80 persen. Penyebabnya, banyak ikan memilih hidup di luar teluk dengan kondisi air yang masih bagus. Mustafa mengungkapkan, terumbu karang tercemar dan tertutup lumpur. Katanya, lumpur dibawa air dari perbukitan yang sudah gundul karena pertambangan. "Sekarang, dalam dua bulan kami hanya bisa mengumpulkan paling banyak 10 gabus ikan. Tahun-tahun sebelumnya, bahkan lebih banyak dari 10 gabus besar selama 2 bulan," ujarnya. Kondisi ini menyebabkan, sejak beberapa bulan lalu, dia hanya menerima gaji sekitar Rp 2 juta setiap dua bulan. Jumlahnya berkurang karena sebelumnya, Mustafa bisa menerima Rp5-6 juta setiap dua bulan. Dia juga memastikan, belum pernah bertemu pihak pekerja atau manajer tambang di wilayah itu. Sehingga, dia menjamin, dirinya tidak pernah menerima bantuan berupa sembako dan uang tunai. "Pernah ditawari, diajak juga teman untuk kerja di tambang. Tapi saya tak mau, jiwa saya sudah di sini nelayan," kata Mustafa. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PALU — PT Vale Indonesia Tbk. bekerja sama dengan mitra dari China akan berinvestasi senilai US$1,94 miliar atau setara dengan hampir Rp28 triliun di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada proyek penambangan dan pengolahan bijih PT Vale Indonesia Tbk. INCO Febriany Eddy menyatakan bahwa perusahaan berinvestasi pada proyek penambangan dan pengolahan bijih nikel yang terletak di Desa Bahodopi tersebut karena dinamika bisnis nikel di Indonesia yang kian maju sangat pesat dalam delapan tahun terakhir."Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan," katanya saat berdialog dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, di ruang kerja Gubernur Sulteng, Senin 24/5/2021.Dia menjelaskan saat ini wilayah konsesi perseroan di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas hektare di Blok 2 dan Blok 3 Deda Bahodopi. "Proyek pengembangan kami di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa kita sebut smelter," penambangan, lanjutnya, akan dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar US$140 juta. Sementara itu, untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, pihaknya berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar US$1,8 miliar."Untuk pembangunan smelter, PT Vale Indonesia telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia yang saat ini telah memperoleh izin usaha industri. Pabrik ini rencananya dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari Tiongkok," ujarnya menyebut bahwa proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari proyek strategis nasional untuk tahun 2021. Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja."Sementara untuk kegiatan di smelter, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai orang pada periode konstruksi, dan sekitar orang ketika smelter sudah beroperasi," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Sumber Antara Editor Zufrizal Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten pertambangan mineral nikel, timah, dan emas rebound lagi pada awal perdagangan Rabu ini 4/9/2019 setelah Selasa kemarin kompak ambruk didera aksi ambil untung investor profit-taking baik lokal maupun saham sektor ini yang melesat yakni PT Timah Tbk TINS, PT Vale Indonesia Tbk VALE, PT Aneka Tambang Tbk ANTM, PT Kapuas Prima Coal Tbk ZINC, PT Central Omega Resources Tbk DKFT, dan PT SMR Utama Tbk SMRU.Dari semuanya itu, mengacu data perdagangan pukul WIB, saham dengan penguatan tertinggi yakni Kapuas Prima yang melesat hingga 7,14% di level Rp 600/saham. Kapuas fokus pada bijih besi dan seng dan mengalami penguatan harga saham sejak awal tahun hingga saat ini mencapai 88%.Saham berikutnya yang juga tinggi yakni Timah yang naik 2,84% di level Rp disusul berikutnya Central Omega yang juga fokus bisnisnya di tambang nikel. Saham Central Omega naik 2,22% di level 276/ yakni SMR Utama sahamnya naik 2% di level 51/saham dan Vale Indonesia naik 1,57% di level Rp sebetulnya fokus pada batu bara, tapi beberapa proyek sebelumnya perusahaan ini menjadi kontraktor tambang nikel di PT Gane Permai Sentosa, Pulau Obi, Maluku Utara pada kurun 2008-2009. SMRU juga menjadi kontraktor tambang nikel milik Antam di Tambang Pulau Gee, Maluku, pada kurun 1998 hingga pagi ini mengakhiri kejatuhan saham-saham sektor ini yang terjadi kemarin setelah asing dan lokal merealisasikan keutungan sesaat. Pagi ini, asing mulai akumulasi lagi di saham TINS Rp 278 juta, di INCO Rp 10,16 miliar, DKFT Rp 30 juta, di saham ZINC Rp 1,38 miliar, sementara di saham ANTM asing malah net sell Rp 2,32 Senin lalu, saham-saham emiten tambang mineral sempat meroket tinggi setelah pemerintah resmi akan melarang ekspor nikel mulai 1 Januari 2020 demi memperkuat nilai tambah komoditas mineral ini di dalam negeri. Larangan ekspor ini pun mendorong ekspektasi suplai akan berkurang sehingga harga nikel International Nickel Study Group INSG, pada tahun 2017 Indonesia menduduki posisi kedua sebagai produsen nikel terbesar dengan kapasitas produksi mencapai ton. Artikel Selanjutnya Investor Lokal Tarik Cuan, Saham INCO, ANTM & TINS Ambruk! tas/hps
Tentang adalah portal pencari lowongan kerja online yang menyediakan informasi lowongan kerja dari berbagai bidang industri yang meliputi bidang perhubungan, perbankan, informasi teknologi IT dan telekomunikasi, hingga bidang media dan periklanan, dan sebagainya. Sebagai portal mesin pencarian kerja, kami senantiasa berusaha memberikan info lowongan kerja terpercaya, teraktual dan terupdate. Disclaimer Kami tidak bertanggung jawab terhadap keseluruhan materi iklan yang tampil di situs ini. Seluruh materi iklan yang terdapat pada situs ini menjadi tanggung jawab masing-masing pemasang iklan.
gaji tambang nikel kendari